Dana, berumur enam belas tahun, selalu tampak pintar bergaul.Tetapi sekarang, mendadak ia tidak mampu bergaul dengan gadis gadis lain dan yang lebih merisaukan baginya, ia tidak tahu bagaimana mempertahankan teman teman prianya, meskipun Dana sudah sangat intim dengan mereka.
Dana yang murung dan terus menerus merasa lesu, kehilangan nafsu makan, tidak bahagia menghadapi apa saja; ia berkata bahwa ia merasa putus asa, tak berdaya melepaskan diri dari suasana hatinya dan berpikir untuk bunuh diri.
Jatuhnya Dana ke dalam depresi dipicu oleh putusnya hubungan dengan pacarnya akhir akhir ini. Ia berkata bahwa ia tidak tahu bagaimana berkencan dengan seorang pemuda tanpa harus berhubungan intim-meskipun ia merasa tidak nyaman-dan bahwa ia tidak tahu bagaimana mengakhiri suatu hubungan meskipun hubungan itu tidak menyenangkan. Menurutnya ia tidur dengan pemuda pemuda itu karena ingin mengenal mereka dengan lebih baik.
Ia baru saja pindah ke sekolah baru dan merasa malu serta cemas untuk menjalin persahabatan dengan gadis gadis di situ. Misalnya, ia tidak mau memulai pembicaraan, hanya berbicara setelah seseorang mengajaknya bicara lebih dahulu. Ia merasa tidak sanggup memberitahu mereka seperti apakah dia itu dan bahkan merasa tidak tahu apa yang harus dikatakan bila seseorang menyapanya “Halo, apa kabar ?” (Kasus Dana dari Laura Mufson et al.).
Dana menjalani terapi di program percobaan untuk remaja depresi di Columbia University. Pengobatannya difokuskan untuk membantunya belajar bagaimana menangani hubungan hubungannya secara lebih baik: bagaimana memupuk persahabatan, merasa lebih yakin berhadapan dengan remaja lain, menegaskan batas batas kedekatan seksual, bersikap akrab, mengungkapkan perasaan.
Pendek kata, program itu merupakan pelajaran perbaikan tentang beberapa keterampilan emosional yang paling mendasar. Dan program itu berhasil; depresinya lenyap.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/