Tuli Nada secara Sosial ?

Dalam hal untung untungan mengenai perasaan disukai, anak yang temannya sedikit, gagal pada kriteria emosional yang penting: mereka dianggap tidak menyenangkan dijadikan teman dan mereka tidak tahu bagaimana caranya membuat anak lain merasa senang.

Pengamatan terhadap anak tidak populer yang sedang bermain membuktikan, misalnya bahwa mereka jauh lebih gampang daripada anak lain untuk berbohong, mendongkol, pergi bila kalah, atau pamer dan membual tentang kemenangan. Tentu saja, kebanyakan anak ingin menang dalam permainan-tetapi menang atau kalah, kebanyakan anak mampu menahan reaksi emosionalnya sehingga tidak merusak hubungan dengan teman yang diajaknya bermain.

Sementara anak yang tuli nada secara sosial-yang terus menerus menghadapi kesulitan membaca dan merespons emosi-akan menjadi orang yang tersingkir dalam pergaulan; tentu saja ini tidak berlaku bagi anak yang hanya sementara mengalami perasaan ditinggalkan.

Tetapi pada anak yang terus menerus dikucilkan dan ditolak, status menyakitkan mereka sebagai orang yang tersisihkan akan menempel terus selama tahun tahun sekolahnya.

Konsekuensi terdesak ke pinggiran pada lingkaran sosial secara potensial besar maknanya sewaktu seorang anak memasuki masa dewasa. Misalnya, diarena persahabatan yang akrab serta hiruk pikuk permainan itulah anak anak mempertajam keterampilan pergaulan dan emosional yang anak mereka bawa ke hubungan yang nantinya mereka jalani dalam hidupnya.

Anak yang dikucilkan dari medan pelajaran ini, mau tak mau akan menderita kerugian.

Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s