Salah satu teori ilmiah yang ada sekarang adalah: anak anak yang tetap mempunyai kebiasaan menggunakan alkohol atau obat terlarang karena semakin lama semakin tergantung, menggunakan bahan ini sebagai semacam obat, cara menenteramkan perasaan cemas, marah atau murung.
Berkat percobaan awal mereka, mereka menemukan obat kimiawi, cara untuk menenteramkan perasaan cemas, marah atau murung. Berkat percobaan awal mereka, mereka menemukan obat kimiawi, cara untuk menenteramkan perasaan cemas atau kemurungan yang menyiksa mereka.
Dengan demikian, diantara beberapa ratus siswa kelas tujuh dan kelas delapan yang diamati selama dua tahun, siswa yang diketahui tingkat kecemasan emosinya yang lebih tinggilah yang kemudian selanjutnya memiliki laju tertinggi penggunaan bahan terlarang itu (Jeanne Tschann).
Barangkali ini menjelaskan mengapa begitu banyak orang muda mampu mencoba obat terlarang dan minum alkohol tanpa menjadi kecanduan, sementara orang lain menjadi tergantung hampir sejak awalnya: anak yang paling rawan terhadap kecanduan diduga menemukan cara manjur untuk menenangkan emosi yang menyiksa mereka selama bertahun tahun di dalam alkohol dan obat obatan itu.
Seperti dikatakan oleh Ralph Tarter, ahli psikologi pada Western Psychiatric Institute and Clinic di Pittsburgh, “Bagi orang yang secara biologis memiliki kecenderungan ini, tegukan atau dosis obat pertama sangat memberi kekuatan yang benar benar tak pernah dialami oleh orang lain.
Banyak pecandu obat bius yang telah sembuh berkata kepada saya, “Pada saat menggunakan obat pertama kali, saya merasa normal untuk pertama kalinya.” Obat itu membuat mereka stabil secara fisiologis, sekurang kurangnya dalam jangka waktu pendek (Daniel Goleman).
Inilah tawaran setan untuk menjadi kecanduan: perasaan nikmat jangka pendek yang imbalannya adalah kehancuran seumur hidup.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/