Oleh : Chyquitha Danuputri
Kisah Nyata :
Dua tahun yang lalu Flora kehilangan kakeknya di salah satu RS di Jkt, tapi rasanya baru beberapa detik yang lalu terjadinya.
Flora baru saja merasakan kebahagiaan dengan lahirnya anak pertama, namun 3 bulan kemudian dia harus melepaskan kepergian salah satu orang yang sangat dia sayangi.
Bagi Flora, kakeknya itu orang yang mendekati sempurna. Beliau yang selalu menyayanginya, memanjakannya, menasehati jika Flora melakukan kesalahan tapi tidak pernah sekalipun memarahinya, dan semasa hidupnya beliau tidak pernah membeda-bedakan Flora dengan cucu-cucunya yang lain.
Flora sangat hancur sejak kehilangan kakeknya itu, karena sehari sebelumnya, Flora terpaksa tidak dapat meninggalkan bayinya untuk memenuhi keinginan kakeknya untuk bertemu, keesokan paginya dia akhirnya datang ke RS tempat kakeknya dirawat, tetapi ternyata dia harus menghadapi saat-saat sakaratul maut beliau, dokter sudah angkat tangan dan menyuruh keluarga mengiringinya dengan doa.
Hati Flora saat itu menjerit Kakek, aku mohon jangan tinggalkan Flora, kalau kakek pergi, Flora tidak bisa menghadapi hidup ini lagi ! dan Flora terus berdoa untuk kesembuhan beliau. Namun ketidak ikhlasan Flora justru menyiksa kakeknya.
Dua jam Flora melihat kondisi kakeknya terus menurun, tapi anehnya tetap masih belum pergi, Flora sadar mungkin ini karena ketidak ikhlasannya, setelah dia benar-benar mengikhlaskannya, beliau sempat menatap Flora untuk terakhir kalinya, dan beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Banyak perasaan negatif yang ada di hati Flora sejak peristiwa tersebut. Dia merasa sangat bersalah karena dia tidak dapat memenuhi keinginan terakhirnya (ingin bertemu), dia terus bertanya dalam hati apa arti tatapan terakhir kakeknya itu (marah atau sedih), dan yang paling menyiksa adalah perasaan bersalah jika ketidak ikhlasannya pada saat itu yang membuat siksaan untuk kakeknya, setelah semua kasih sayang yang diberikan beliau kepadanya, Flora malah menyiksanya di akhir hidupnya. Di saat itu, Flora sangat ingin sekali menanggung sakit yang di rasakan beliau.
Proses penguburan kakeknyapun Flora tidak sanggup hadir, melihat benda-benda peninggalannyapun Flora tidak sanggup, bahkan Flora sampai takut bila doa yang diucapkan dari mulutnya justru dapat menyiksa arwah beliau.
Sedemikian dasyatnya mental blocking yang di alami Flora. Dua tahun dia menderita karena membiarkan dirinya dikuasai pikiran dan perasaan negatif.
Baru sebulan yang lalu Flora dapat memaafkan dirinya, menyadari segala sesuatu yang terjadi saat itu adalah di luar kendalinya, dan Tuhanlah yang berkuasa atas segalanya.
Luar biasa, sekarang Flora merasa lebih tenang, dia dapat menatap benda-benda peninggalan kakeknya bahkan menyentuhnya, dan dia senantiasa mendoakan arwah kakeknya.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/