Campur tangan belajar keterampilan emosional dasar akan sangat berhasil bila mengikuti jadwal emosi perkembangan (Corlyn Saarni).
Seperti dibuktikan oleh tangis bayi yang baru lahir, bayi mempunyai perasaan hebat sejak saat mereka dilahirkan. Tetapi otak bayi yang baru lahir itu sangatlah belum matang; waktu sistem sarafnya mencapai pertumbuhan terakhir-proses yang terjadi menurut jam biologis bawaan selama masa kanak kanak dan memasuki awal masa remaja-barulah emosi anak menjadi matang sepenuhnya.
Repertoar perasaan anak yang baru lahir lebih primitif dibandingkan dengan rangkaian emosi anak umur lima tahun yang pada gilirannya juga terbukti kurang bila dibandingkan dengan kepenuhan perasaan seorang remaja.
Orang dewasa terlalu gampang terjebak mengharapkan anaknya matang sebelum usianya, karena mereka lupa bahwa tiap tiap emosi mempunyai saat muncul yang sudah terprogram dalam pertumbuhan seorang anak.
Bualan seorang anak umur empat tahun, misalnya bisa menimbulkan gertakan orang tua-dan kesadaran diri yang menumbuhkan kerendahan hati lazimnya belum akan muncul sampai kurang lebih usia lima tahun.
Jadwal pertumbuhan emosi terkait dengan jalur perkembangan yang bertalian satu sama lain, terutama untuk kognisi (pengetahuan) di satu pihak dan otak serta kematangan biologis di pihak lain.
Seperti telah kita lihat, kemampuan emosional seperti empati dan pengaturan diri emosional mulai terbentuk praktis sejak masa bayi. Masa taman kanak kanak menandai puncak matangnya “emosi sosial”-perasaan seperti rasa tidak aman dan rendah hati, iri hati dan dengki, bangga dan percaya diri-semuanya membutuhkan kemampuan untuk bisa membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Ketika anak usia lima tahun memasuki dunia pergaulan yang lebih luas yaitu sekolah, ia akan memasuki pula dunia perbandingan sosial. Bukan hanya faktor eksternal yang menimbulkan kemampuan membandingkan itu, melainkan juga munculnya keterampilan kognitif; kemampuan membandingkan diri sendiri dengan orang lain tentang sifat tertentu, entah itu popularitas, daya tarik atau bakat bermain papan luncur.
Inilah misalnya saat ketika mempunyai seorang kakak yang terus menerus mendapat nilai A dapat membuat si adik mulai menganggap dirinya “bodoh” kalau dibandingkan.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/