Pikiran saya terbuka ketika sedang mengamati pelajaran kelas tujuh tentang perkembangan sosial di New Haven Schools dan sang guru meminta “seseorang mengatakan kepada saya tentang perselisihan yang baru saja dihadapi dan yang berakhir dengan baik baik.”
Seorang murid perempuan gemuk berusia 12 tahun mengacungkan tangannya: “Anak itu sebenarnya teman saya. Ada yang bilang kepada saya bahwa dia menantang saya berkelahi. Mereka bilang dia akan menghajar saya di pojok sekolah setelah pelajaran selesai.”
Tetapi, bukannya meladeni tantangan itu dengan marah, murid itu menerapkan pendekatan yang disarankan di kelas-mencari tahu apa yang terjadi sebelum melompat pada kesimpulan: “Oleh karena itu saya mendekati anak itu dan bertanya mengapa dia begitu. Dia menjawab bahwa ia tak pernah bilang begitu. Jadi kami tak jadi berkelahi.”
Kisah itu tampaknya biasa biasa saja. Kecuali bahwa murid perempuan yang menyampaikan kisah tersebut pernah dikeluarkan dari sekolah lain karena berkelahi. Biasanya ia akan menyerang lebih dulu, baru bertanya kemudian-atau malahan sama sekali tidak bertanya.
Baginya sekarang, berbicara dengan calon musuh secara baik baik, bukannya langsung marah dan berkelahi adalah kemenangan kecil kecilan tetapi nyata.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/