Inilah mimpi buruk setiap guru: pada suatu hari Tim Shriver membuka koran setempat dan membaca bahwa Lamont, salah saut diantara bekas murid yang disukainya telah ditembak sembilan kali di jalanan New Haven dan berada dalam keadaan gawat.

“Lamont adalah salah satu pemimpin di sekolah, pemain belakang yang berbadan besar-enam kaki dua inci-dan sangat populer, hampir selalu tersenyum, “begitu kenang Shriver. “Waktu itu Lamont gemar datang ke kelompok kepemimpinan yang saya bina, di situ kami melemparkan ide ide dalam suatu model penyelesaian soal yang di kenal sebagai SOCS.”

Akronim itu adalah Situation, Option, Consequence, Solutions (Situasi, Pilihan, Akibat, Pemecahan)-sebuah metode empat langkah: katakanlah apa situasinya dan bagaimana perasaanmu terhadap situasi itu; pikirkanlah pilihan pilihanmu untuk memecahkan situasi tersebut dan apakah akibat akibatnya yang mungkin; ambillah sebuah pemecahan dan laksanakanlah-sebuah versi dewasa metode lampu lalu lintas.

Lamont, tambah Shriver, menyukai pelatihan yang imajinatif, tetapi secara potensial cukup efektif untuk menangani dilema mendesak dalam kehidupan sekolah menengah umum, seperti masalah dengan teman wanita dan bagaimana menjauhi perkelahian.

Tetapi pelajaran itu agaknya telah ditinggalkannya setelah sekolah menengah umum. Karena hanyut di jalanan dalam lautan kemiskinan, obat terlarang dan senjata api, pada usia 26 tahun Lamont terbaring di ranjang rumah sakit, terbungkus perban, tubuhnya penuh dengan lubang peluru.

Dengan bergegas Shriver mendatangi rumah sakit itu. Disitu ia menemukan Lamont hampir tak mampu berbicara, ibunya dan teman wanitanya berpelukan di dekatnya. Melihat mantan gurunya datang, Lamont mempersilahkan Shriver mendekat ke sisi ranjangnya dan sewaktu Shriver membungkuk untuk mendengar, ia berbisik, “Shrive, kalau saya keluar dari sini, saya akan menggunakan metode SOCS itu.”

Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/