Gairah (desire) adalah dorongan erotik mendahului rangsangan (arousal).
Memang mungkin terjadi terangsang tanpa mengalami terlebih dahulu gairah, demikian pula dapat memiliki gairah tanpa memanifestasikan perasaan tersebut. Keduanya adalah proses yang terpisah dan berbeda. Masalah dengan gairah seksual adalah keluhan yang paling umum dihadapi oleh ahli terapi seks sekarang.
Walaupun proses rangsangan seksual telah dipelajari secara terperinci, penelitian tentang gairah seksual baru dilakukan dalam sepuluh tahun terakhir. Sebagian penelitian tersebut menyatakan bahwa hormon seks, testosteron yang ditemukan pada pria maupun wanita, bertanggung jawab untuk gairah seksual atau libido, pada pria maupun wanita.
Gairah kadang kadang elusif, sering terasa kuat dan seringkali mempersulit, yang dipengaruhi oleh konflik perkawinan, kemarahan yang terpendam, kepercayaan yang rusak, kecemasan, stres dan banyak faktor lain di dalam dan di luar hubungan perkawinan.
Selain itu, setiap orang memiliki siklus gairah yang dipengaruhi oleh fluktuasi siklus hormonal, kesehatan dan kondisi fisik, bagaimana kita memandang tubuh kita, beban pekerjaan kita dan bagaimana hubungan kita dengan pasangan kita.
Banyak wanita, misalnya memiliki gairah seksual yang lebih tinggi pada saat tertentu selama siklus menstruasinya dibandingkan waktu lain. Suami istri seringkali secara periodik seirama dan tidak seirama dalam sinkronisitas seksualnya.
Seseorang yang tidak pernah tidak seirama pasangannya mungkin belum cukup lama bersama sama. Ini sering terjadi. Seperti sakit flu, kondisi ini bisa menyebabkan Anda tidak gembira, tetapi tidak membunuh Anda atau hubungan Anda.
Masalah yang lebih serius adalah tidak adanya gairah dan gairah yang tidak sesuai di mana satu orang mengnginkan lebih banyak seks dibandingkan pasangannya.
Sumber : Secrets of Better Sex, Joel D. Block, Ph.D., 1997.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/