Karena pikiran rasional membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk mendata dan menanggapi daripada waktu yang dibutuhkan oleh pikiran emosional, maka dorongan pertama dalam suatu situasi emosional adalah dorongan hati, bukan dorongan “kepala”.
Ada pula reaksi emosional jenis kedua-yang lebih lamban daripada respon cepat-yang digodok dan diolah terlebih dahulu dalam pikiran sebelum mengalir ke perasaan. jalur kedua untuk memicu emosi ini sifatnya lebih disengaja dan biasanya kita cukup sadar akan gagasan yang menimbulkannya.
Dalam reaksi emosional jenis ini, ada suatu pemahaman yang lebih luas; pikiran-alias kognisi-kita memainkan peran kunci dalam menentukan emosi emosi apa yang akan dicetuskan. Begitu kita membuat penilaian-“supir taksi itu menipuku” atau “bayi ini lucu sekali”, maka menyusullah respon emosional yang sesuai.
Dalam urutan yang lebih lamban tersebut, gagasan yang diungkapkan dengan lebih lengkap ini mendahului perasaan. Emosi emosi yang lebih rumit seperti rasa malu atau cemas menghadapi ujian yang akan datang, mengikuti rute yang lebih lambat tersebut, dengan memakan beberapa detik atau menit untuk muncul-ini adalah emosi emosi yang mengiringi pemikiran.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/