Dalam urutan respon cepat, perasaan agaknya mendahului atau berjalan serempak dengan pikiran.
Reaksi emosional gerak cepat ini lebih menonjol dalam situasi situasi yang mendesak yang mendahulukan tindakan penyelamatan diri. Inilah keuntungan keputusan keputusan cepat semacam itu: keputusan itu menyiapkan kita dalam sekejap untuk siap siaga menghadapi keadaan darurat.
Perasaan perasaan kita yang paling dahsyat merupakan reaksi reaksi di luar kehendak; kita tidak dapat memutuskan kapan perasaan perasaan itu akan muncul. “Cinta,” tulis Stendhal, “adalah seperti demam yang datang dan pergi sesuka hati.”
Bukan saja cinta, melainkan juga amarah dan rasa takut, melanda kita, tampaknya terjadi pada kita begitu saja dan bukannya sebagai sesuatu yang kita pilih.
Karena alasan itulah emosi dapat dijadikan alibi :”Merupakan kenyataan yang harus kita hadapi bahwa kita tidak bisa memilih emosi yang melanda kita,” kata Ekman, sehingga memungkinkan orang untuk menjadikannya sebagai dalih bagi tindakan mereka dengan mengatakan bahwa mereka berada dalam cengkeraman emosi (Ekman, op cit., p. 189).
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/