Ketika Cathy yang berumur empat belas tahun, dibawa ke kantor saya oleh orang tuanya yang kehabisan akal, mereka mengatakan bahwa segala sesuatu menjadi bahan percekcokan baginya.
Jika mereka memintanya untuk membersihkan kamarnya, makan malam atau mengerjakan pekerjaan rumahnya, Ia menolak. Kadang ia bahkan tidak menjawab sama sekali. “Ia berbuat sesuka hatinya.” keluh orang tuanya.
Chathy telah marah selama bertahun tahun saat ia sedang menemui saya. Dari luarnya, ia kelihatan keras hati dan tidak terpengaruh dengan usaha orang tuanya untuk mendisiplinkan dirinya. Cirinya adalah ledakan kemarahan dan sikap merasa benar sendiri. Namun demikian di balik itu, ia adalah seorang wanita muda yang sangat berbeda.
Masa kanak kanak tidaklah mudah bagi Cathy, sebagian dikarenakan ia canggung dan tidak terkoordinasi. Ketika ayahnya mencoba mengajarinya naik sepeda, ia menangis dan bersikeras bahwa ia tidak bisa. Ayahnya menyemangatinya untuk terus berusaha dan menghabiskan waktu berjam jam berlari di samping sepeda, memeganginya sementara Cathy berjuang keras untuk menjaga keseimbangan.
Tetapi tidak peduli seberapa sabar ayahnya berusaha, ia tidak berhasil. akhirnya ayahnya kehilangan kesabaran dan berteriak bahwa ia tahu Cathy bisa melakukannya karena abangnya telah belajar dengan cara yang sama.
Ledakan kemarahan ini tentunya hanya membuat keadaan semakin memburuk dan Cathy tidak pernah belajar untuk mengendarai sepeda.
Ketika ayah Cathy mengenang insiden ini sebagai contoh ketidak patuhannya, kenangan Cathy akan pengalaman itu sangat berbeda. “Yang bisa kuingat,” katanya dengan marah dan berlinang air mata, “adalah ayahku berteriak dan menjerit jerit padaku. Kupikir semua itu tidak akan pernah berhenti. Ya Tuhan, dahulu aku ketakutan sekali jika ayah mengatakan bahwa kami akan pergi mengendara sepeda itu.
Begitu pula dengan hal hal lain ketika aku masih kecil. Aku berusaha sebisaku dan tidak dapat melakukannya. Dan orang tuaku tidak percaya padaku ! Mereka terus menyuruh aku berusaha lebih keras dan membanding bandingkan aku dengan abangku.
Ketika aku lebih besar mereka akan mengkritik aku dan aku akan berteriak membalas atau pergi ke kamarku. Sekarang aku sudah muak menerima kritik mereka !”
Sumber : Bagaimana Cara Membuat Anak Remaja Anda Terhindar dari Masalah dan Apa yang Harus Anda Lakukan Saat Usaha itu Gagal, Dr. Neil I. Bernstein, 2006.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/