Fenomena boneka arwah atau spirit doll yang ramai dibicarakan di media sosial ataupun televisi mulai mendapat banyak tanggapan dari banyak pihak seperti pakar budaya, psikolog.

Apalagi dikabarkan beberapa artis tanah air seperti Soimah, Celine Evangelista, Ruben Onsu, Ivan Gunawan merawat boneka mereka seolah bayi sungguhan mulai dari pakaian, makanan, perlengkapan tidur, bahkan pengasuh khusus dengan bayaran fantastis. Belum lagi ditambah bumbu bumbu mistis yang menyertainya, semakin lengkaplah sosok boneka arwah seolah merupakan pribadi yang “hidup” dan nyata.

Menurut Drs. Tundjung Wahadi Sutirto M’Sc, pemerhati budaya dari Fakultas Ilmu Budaya UNS Surakarta, keberadaan spirit doll bukanlah merupakan hal yang baru. Kepercayaan terhadap adanya roh sudah ada sejak jaman mesolitikum dan biasanya divisualisasikan dalam bentuk benda bertuah atau boneka. Bagi yang dekat dengan budaya Jawa tentu sudah tidak asing lagi dengan permainan jailangkung seperti Nini Thowok, jathilan dsb.

Sementara itu Profesor Nurul Hartini, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga menyoroti dari sisi perilaku dimana perlakuan berlebih terhadap sebuah boneka seolah sungguhan dapat menjadi indikasi adanya perilaku tidak wajar karena keluar dari akal sehat.

Bagi yang berfikir liar, fenomena tersebut dapat dipandang sebagai upaya mencari sensasi guna mendongkrak popularitas seseorang ataupun sebagai upaya membuat konten dalam rangka jualan produk.

Menurut kami selaku terapis, dorongan merawat sebuah boneka masih bisa dianggap wajar hanya jika sebatas benda panjangan, tidak lebih.

Lalu bagaimana dengan naluri seseorang dalam merawat atau “mencintai” objek yang lemah dan tidak berdaya? Menurut kami, hal tersebut jauh lebih bermanfaat jika diproyeksikan dalam bentuk merawat hewan peliharaan, menyantuni anak yatim ataupun menjadi sponsor anak asuh.

Ingin bebas dari halu berlebihan? KLIK > https://servo.clinic/alamat/