Pernahkah paling tidak sekali dalam hidup kita, membandingkan keberuntungan kita dengan keberuntungan orang lain seperti, ‘seandainya aku terlahir sebagai anak presiden’ atau ‘seandainya aku anak seorang konglomerat’, atau ‘seandainya aku terlahir pintar’ dan andai andai lainnya?

Lalu jika kenyataan tidak, apakah kita memiliki alasan untuk merasa tidak layak, merasa hidup ini tidak adil, merasa tidak mampu, merasa tidak berdaya, merasa bernasib sial, merasa tidak disayang Allah SWT, apalagi jika dalam kenyataannya kita juga dibully oleh kemiskinan ataupun teman bermain?

Bagaimana jika dibalik semua peristiwa tersebut, Allah SWT sedang mempersiapkan kesuksesan kita?

Pengalaman kami sebagai terapis menunjukkan, bahwa setiap latar belakang dan status sosial keluarga, masing masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri sendiri.

Pada kebanyakan pribadi yang berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi, memiliki kecendrungan tumbuh sebagai pribadi yang tangguh, tahan banting dan cenderung mandiri dan sebaliknya yang berlatar belakang keluarga berkecukupan cenderung lebih lambat mandiri.

Akan tetapi hal itu semua tidak bisa dijadikan sebagai syarat berhasil atau gagalnya seseorang di masa depan karena memang secara umum keluarga dengan latar belakang harmonis, apapun status sosial keluarganya, memiliki peluang keberhasilan dan kebahagiaan yang lebih besar.

Lalu bagaimana jika kita tidak termasuk yang memiliki salah satu dari keberuntungan tersebut?

Menurut kami sebagai terapis, penentu terbesar dari semua keberhasilan dan kebahagiaan kita di masa depan, ditentukan dari seberapa cepat kita bersedia melepas trauma buruk masa lalu kita dan seberapa cepat kita merebut kendali atas hidup kita.

Ingin selalu merasa beruntung? KLIK > https://servo.clinic/alamat/