Dalam kehidupan sehari hari, mengalami perasaan tegang terhadap sebuah stimulus seperti memiliki teman baru, belajar hal yang baru, melakukan pekerjaan baru, beradaptasi dengan lingkungan baru, adalah sesuatu yang normal.
Dengan perasaan tersebut membuat seseorang menjadi lebih fokus, lebih berhati hati, lebih bersungguh sungguh dalam menjalani dan menghadapinya sehingga mampu bertahan hidup.
Perasaan tersebut dalam spektrum perasaan manusia yang jika diberi skala antara 1 sampai 10 maka berada di skala emosi 1-3 dan dapat disebut sebagai ketegangan dasar yang merupakan fitrah manusia dalam beradaptasi dengan stimulus atau lingkungan disekitarnya.
Jika skala 9-10 merupakan ambang stress yang menggambarkan sebuah keadaan tidak terkendali seperti saat melakukan KDRT, membanting barang, merusak properti, melakukan tindakan kriminal dsb. maka jangkauan manusia untuk sampai pada ambang stress di skala 9-10, sebetulnya sangatlah jauh.
Apalagi manusia sama Allah SWT dibekali panduan hidup, akal sehat, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sehingga peluang untuk menjadi tidak terkendali sangatlah kecil.
Lalu kenapa tetap saja dapat terjadi stress yang tidak terkendali pada diri seseorang?
Hal tersebut biasanya karena didalam diri ybs. telah ada kecemasan yang ‘tidak perlu’ akibat adanya luka batin dimasa lalu, pola asuh yang keliru, pengalaman ditolak sehingga merasa tidak diinginkan ataupun pelecehan dll. sehingga enerji yang seharusnya digunakan untuk produktivitas malah digunakan untuk mengatasi kecemasan.
Akibatnya ambang stress ybs. diskala 9-10 menjadi rentan terlampaui dan berubah menjadi tidak terkendali.
Itu sebabnya menjadi penting untuk mewaspadai gejala gejala stress seperti gangguan lambung, susah tidur, serangan panik, ejakulasi dini, sakit migrain dll sejak dini, agar enerji Anda hanya terpakai untuk hal hal yang bermanfaat.
Ingin bebas stress? KLIK > https://servo.clinic/alamat/